Catatan Hati tanpa Judul

Rabu, 01 Agustus 2012 § 0

Di sebaris perjalanan kehidupan yang telah kita jalani bersama. Ada banyak catatan yang bisa dihasilkan. Catatan itu bisa berbentuk positif dan bisa berbentuk negatif. Dan Keduanya menguntungkan sebagaimana uniknya menjadi seorang muslim, dalam kondisi kaya kita sedang belajar bersyukur juga dalam kondisi miskin saat itulah kita sedang belajar bersabar. Sahabatku, aku ingin menulis catatan hati ini untukku dan untuk Kalian yang aku sayangi. Almarhum ayahku sempat berpesan,"Pikirkanlah apa akibat dari yang kamu sampaikan!" dan ini awet terinstall dalam di pikiran bawah sadarku. Hingga tambahkan dengan menginstall kalimat seperti ini,"Lihatlah kebaikan dalam Segala Hal!"
Perjalanan Hidup kita menunjukkan ada yang pantas kita banggakan dan banyak yang tidak pantas dan tidak harus diketahui banyak orang. Namun sahabat, dari catatan perjalanan yang terjadi, ada banyak hal yang bisa kita bagi, karena dengan kita bagi yang kalau kita membutuhkan puluhan tahun untuk mengerti , tetapi untuk sahabat-sahabat kita hanya beberapa menitlah waktu yang dibutuhkan.

Sahabatku, pria atau wanita Anda, Anda tetaplah sebagai insan yang butuh memperhatikan dan butuh diperhatikan. Sekeras-kerasnya insan, ia tetap butuh perhatian. Lihatlah seorang ahli filsafat dan seorang atheis bila ia jatuh sakit, tetap saja ia menyebut Allah dan butuh perhatian Allah dan perhatian kita sebagai temannya. Sahabatku ada hal yang harus dengan teramat sangat kita pahami yaitu suasana hati. Kita pernah berada di suasana hati yang BAHAGIA sekali dan di suatu waktu kita berada pada kondisi kosong di suasana hati bahkan badan pun ikut tak bergairah. Sudah, janganlah ini jadi sesalan. Kan label kita adalah manusia, insan yang diberi hati (Qalbu) yang artinya terbolak-balik. Imannya naik turun naik turun dst. Tugas kita adalah memastikan dan mengawal perjalanan iman tadi menjadi lebih baik dan bermakna tanpa harus memfokuskan pandangan orang lain. Utamakan pandangan Allah saja.


Ingatlah wahai diriku dan sahabatku, bahwasanya pakaian jasad kita tidak jauh lebih penting daripada pakaian hati dan jiwa kita yang lebih butuh nutrisi positif dalam pemikirannya. Silakan patah hati tapi setelahnya bangkit. Pasti ada masa jatuh iman (futur) tapi bangkitlah. Juga pasti sudah gagal tapi bangkitlah.  Dan pasti pernah sakit, tapi sehatlah. Anda dan saya pernah bosan, move on lah wahai diri.

Pastikan teman tempat Anda bercerita adalah orang yang pas dan amanah.

Salam sayang selalu dari saya, Risnaldi Sikumbang

What's this?

You are currently reading Catatan Hati tanpa Judul at Risnaldi Sikumbang.

meta

§ Leave a Reply