Aku adalah Macan (AW)

Sabtu, 05 Mei 2012 § 1

Aku adalah Macan (AW)


Suatu hari di tengah hutan belantara, tampak seekor induk macan mati setelah melahirkan anaknya. Tidak lama berselang, datang segerombolan kambing melintasi tempat itu. Si induk kambing berhenti sejenak dan melihat ke arah anak macan yang tidak berdaya itu.

Melihat kondisi tersebut, timbul naluri si induk kambing untuk melindungi. Kemudian induk kambing menghampiri dan memberikan belaian kehangatan kepada si anak macan. Merasakan kehangatan dan perlindungan semacam itu, si anak macam pun mengikuti ke mana induk kambing pergi.

Hari-hari berikutnya, anak macan itu hidup bersama kawanan kambing. Setiap hari ia menyusu dari induk kambing, bermain dengan anak-anak kambing lainnya, makan dan minum seperti halnya seekor kambing. Bahkan anak itu pun bersuara seperti kambing dan dirinya merasa sebagai bagian dari kawanan kambing itu.

Hingga suatu hari dan di suatu tempat, tamak kawanan kambing ini merlarian tercerai berai. Ada apa gerangan yang terjadi? Rupanya, kawanan kambing ini ketakutan dan merasa terancam jiwanya karena di kejar-kejar oleh seekor macan besar yang tampak garang dan buas. Si macan besar itu di tengah pengejarannya keheranan melihat ada seekor anak macan berlari-larian di antara kawanan kambing tersebut. Sang macan mengaum keras, dan berteriak kepada si macan kecil, “Hai, kamu macan kecil...! Mengapa kamu ikut lari? Jangan Lari !!! Berhenti !!!

Namun si macan kecil itu tidak menggubris dan terus berlari semakin kencang mengikuti kambing-kambing lainnya. Macan besar berlari mengejarnya, dan dengan mudah sekali akhirnya ia berhasil menangkap si macan kecil. “Kenapa kamu ikutan berlari di antara kawanan kambing itu? Kamu bukan kambing!! Kamu adalah macan...sama seperti aku!” kata macan besar. “Bukan! Aku bukan macan...Aku kambing kecil, sama seperti mereka...!” teriak macan kecil sambil meronta melepaskan diri dari cengkeraman macan besar.

Macan besar menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. Macan kecil tampak tidak akan mau percaya kalau dirinya bukanlah seekor kambing. Untuk membuktikan kebenaran kata-katanya, macan besar membawa macan kecil ke tepi danau yang jernih airnya. Begitu melihat pantulan bayangan dirinya di permukaan air, macan kecil itu terkejut bukan main. Hah... ternyata aku adalah macan.... Aku adalah macan... Aku bukan kambing...” katanya berbisik.

Sesaat setelah menyadari kenyataan itu, seketika naluri sebagai seekor macan pun menyeruak. Ia menoleh ke arah macan besar yang sedang mengaum keras menunjukkan rasa senang dan kemenangannya. Macan kecil mulai menirukan perilaku macan besar. Dengan penuh percaya diri sambil membusungkan dada, ia berteriak kencang melengking-lengking, “Akubukan kambing...! Aku adalah macan...! Aku adalah raja hutan...! Penguasa rimba yang gagah berani...!”

  KENALILAH JATI DIRI ANDA SENDIRI MELALUI POTENSI-POTENSI DIRI YANG ANDA MILIKI. MILIKI KEBERANIAN MENETAPKAN TARGET KEHIDUPAN YANG AKAN DIRAIH. YAKINI DAN PERCAYA BAHWA ANDA BISA SUKSES!! WUJUDKAN MELALUI PERJUANGAN NYATA!! ANDA BISA MENJADI SESEORANG YANG ANDA INGINKAN!!!

What's this?

You are currently reading Aku adalah Macan (AW) at Risnaldi Sikumbang.

meta

§ 1 Response to “Aku adalah Macan (AW)”

§ Leave a Reply